Memanjakan Indra Penglihatan dan Indra Perasa di Padang – Bukit Tinggi
Akhirnya dapat kesempatan juga berkunjung ke Sumatera Barat yang katanya tempat dimana mempunyai pemandangan yang indah baik seascape maupun landscape :) Selain itu siapa yang tidak pernah mendengar “Rumah Makan Padang” atau “Nasi Kapau” … nah inilah tempat dimana “semua” warung, rumah makan atau restoran yang menyediakan masakan padang yang sudah terkenal kelezatannya itu :)
{Padang}
Perjalanan ke Padang kali ini bukan menggunakan biaya sendiri karena disponsori oleh Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas yang kebetulan mengundang saya untuk menjadi pengisi materi seminar dan workshop selama 5 hari dari senin sampai jumat.
Perjalanan dimulai dari Minggu dari Banjarmasin – Jakarta – Padang, sesampai di Bandara Udara Internasional Minangkabau dilanjutkan perjalanan ke Universitas Andalas yang terletak di daerah Limau Manis. Area kampus Universitas Andalas sangat luas dengan gedung-gedung yang tersebar di area tersebut yang memerlukan nafas dan kalori yang banyak jika ingin mengelilingin area kampus ini dengan cara jalan kaki :) Tapi sangat cocok untuk dijadikan track untuk lari dengan tanjakan dan turunan yang mantab :))
Sesampai di mes kampus ini langsung mencoba masakan khas Padang langsung di kota Padang tentunya yaitu Sate Padang, ah sudah lama tidak merasakan Sate Padang. Pilihan untuk menikmati menu yang satu ini tentunya harus di warung pinggir jalan, agar lebih merasakan nikmatnya :) Berikut adalah penampakan Sate Padang dari berbagai sudut pengambilan. Rasa sudah pasti pas nikmatnya, yang kurang cuma masalah porsi, jadi disarankan untuk mencoba 2 porsi agar rasa nikmatnya menjadi double :)
Besok paginya tentunya perut harus diisi dengan cara sarapan, apalagi sarapan yang wajid jika bukan Lontong Sayur saja, bukan lontong sayur Padang karena semua lontong sayur disini pasti adalah lontong sayur padang :P Nah karena mesti ada kegiatan pagi untuk memberikan materi seminar jadi mencari warung yang paling dekat dengan lokasi seminar saja, jadilah dapat sepiring lontong sayur ini.
Walau tampilannya sederhana tanpa terlihat sayuran dan mie tapi rasa kuahnya mantabs, yang kurang cuma telurnya tidak langsung direbus di kuah lontongnya. Ah sudah lah toh masih ada beberapa hari lagi disini :P
Dan akhirnya seminar untuk mahasiswa pun dilakukan selama kurang lebih 4 jam, waktu yang sangat singkat jika harus memberikan paparan teknologi Microsoft dari pembahasan .NET Framework, Windows Forms, ASP.NET, Web API, Windows Phone sampai Azure :)
Jika berada di area Universitas Andalas (Unand) jangan kawatir susah untuk mencari makan enak, cukup pergi ke kawasan kantin dekat asrama mahasiswanya saja, maka sudah dapat menikamati masakan padang yang nikmat dan MURAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!!! Dengan budget 10-12 ribu rupiah sudah dapat menikmati sebungkus nasi dan menu lengkap. LIFE IS GOOD :)
Selama 5 hari di area kampus Unand ada ritual pagi, yaitu mencari kuliner khas Padang di pagi hari. Setelah lontong sayur, maka pagi berikutnya adalah ini. Lupa namanya dari campuran bubur kacang dan lupis ini, mungkin bubur kampium :)
Dan tidak lupa untuk menikmati teh talua langsung di kota asalnya. Dan ini luar biasa rasanya, dengan tambahan sedikit rasa asin membuat teh ini terasa lebih gurih. Tidak biasanya ada rasa sedikit asin di teh talua yang pernah dirasakan sebelumnya :)
Pagi berikutnya masih dengan teh talua, tapi kali ini ditemani lontong pical dan mie berbumbu, seperti mie aceh :)
Kalau di Bandung juga pernah merasakan lontong picah, tapi mie-nya tidak berbumbu seperti ini. Ini adalah salah satu warung fav selama berada di area kampus Unand.
Dan akhirnya 5 hari workshop selesai sudah dan harus berpisah dengan para dosen dan mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi ini.
Selanjutnya sorenya langsung menu Padang kota, dengan menumpang salah satu dosen yang kebetulan pulang ke Padang kota. Di kota mengambil penginapan agar dekat dengan tempat-tempat kuliner yaitu di Hotel Hangtuah. Dari tempat ini cukup dengan melihat dari lobby maka sudah terlihat mall di depannya. Kalau tidak ingin ke mall maka bisa jalan kaki kurang dari 500m untuk menikmati Kubang Hayuda yang terkenal ini.
Kubang Hayuda ini buka dari siang (mungkin, karena pagi tidak terlihat kehidupan di sini) sampai larut malam. Tempat yang cocok untuk bersosialisasi dengant teman-teman lama sambil menumpuk kalori. Dan benar saja, tempat ini memang cocok untuk bertemu teman lama, karena kebetulan sekali di sini bertemu dengan 2 orang teman lama sekaligus Amalfi FI97 dan Nina FI98, ah Indonesia itu memang sempit teman. Walau katanya terdiri dari ribuan pulau dan disatukan oleh lautan dan samudra tetapi tetap saja bisa bertemu kedua orang ini di sini :P
Setelah dari Kubang Hayuda, sepertinya tidak baik untuk berpisah dengan teman lama di sini, jadi dilanjutkan dengan untuk mendamparkan diri di tempat kuliner selanjutnya. Dari Kubang Hayuda cukup berjalan kaki menuju stasiun, kemudian jalan lurus sebentar untuk sampai di area kuliner padat pengunjung (lupa nama area tersebut). Yang pasti disana ada sate padang yang terkenal dan soto padang yang juga terkenal. Tapi malam itu kami tidak mampir di situ, tetapi langsung menuju ke tempat Es Durian
Dan akhirnya malam ditutup dengan tidur nyenyak dengan perut kenyang untuk menyonsong perjalanan ke Bukit Tinggi, karena konon belum ke Sumatera Barat kalau belum ke Bukit Tinggi :) Dan perjalanan pun dimulai sejak pagi hari. Titik pemberhentian pertama adalah di Air Terjun Anai.
Nah lumayan tinggi bukan? Cocok untuk para tukang motret slowspeed disini :)
Lumayan bukan dan silakan berkunjung ke https://www.flickr.com/photos/mrezafaisal/ jika ingin melihat foto-foto dengan ukuran yang lebih manusiawi :)
Di salah satu warung yang berada di area air terjun ini menemukan pisang rebus unik dengan warna merah muda dengan rasa yang manis, biasanya kalau makan rebus pisang tidak pernah berwarna seperti ini.
Dan setelah beberapa lama sampai juga ke pemberhentian selanjutnya yaitu di Kelok 44, kelok terbanyak dan tertajam yang pernah dilewati :) … Denger-denger Kelok 44 ini merupakan salah jalan yang dilewati pesepeda peserta Tour de Singkarak. Kalau jalannya menurun sih ok tidak perlu usaha untuk mengayuh sepeda, cukup konsentrasi agar tidak sampai keluar jalan. Kelok ke-44 merupakan kelok paling atas dan kelok pertama di bawah yang juga merupakan Danau Maninjau yang bersejarah itu. Konon danau ini adalah bekas kawah gunung berapi yang meletus ratusan atau ribuan tahun yang lalu (konon), dan katanya hal itu bisa dibuktikan dengan kadang terlihat penampakan ikan yang mati karena kandungan belerang dari danau #CMIIW.
Dan berikut adalah penampakan danau maninjau dilihat dari kelok ke-32. Iyeeee MENDUNG!!! :)
Di danau Maninjau, terdapat ikan bilis yang konon hanya ada di danau ini, ikan kecil seperti teri yang sangat cocok untuk dinikmati dengan dibuat peyek seperti ini.
Siang, saatnya makan siang tentunya. Kebetulan tidak jauh dari Kelok 44 terdapat warung yang menyediakan menu khas daerah ini yaitu Bebek Lado Mudo yaitu bebek dengan kuang cape ijo muda. Seperti biasa, masakan khas Sumbar yang enak itu selalu memberikan sensasi yang berbeda yaitu pedasnya tidak membuat mulut dan lidah terasa tersengat dan sakit tapi biasanya membuat tengkuk keringatan :)
Setelah kenyang dan melanjutkan perjalanan dan akhirnya sampai juga di Bukit Tinggi, dengan pemberhentian pertama di Ngarai Sihanok, konon ngarai ini merupakan bukti nyata dari patahan bumi yang melewati daerah Sumatera Barat. Di daerah ini juga bisa mengunjungi replikasi tembok cina :)
Setelah selesai di sini, dilanjutkan ke pusat kota Bukit Tinggi. Tempat dimana kita bisa melihat jam gadang ini. Di sekitaran jam gadang ini bisa ditemui juga penjual cemilan yang mungkin hanya disini. Selain itu di dekatnya terdapat pasar yang menjual baju dan makanan.
Sebut saja ada cemilan pisang bakar yang dipenyet (#eh), “keju” dari susu (lupa susu kambing atau sapi ya) dan yang paling penting di sini pula ada warung nasi kapau yang terkenal itu. Menu yang paling mantab yang harus dicoba di Bukit Tinggi adalah lemang dan minuman kawa daun. Konon kawa daun punya sejarah tersendiri, dulu di jaman penjajahan dimana biji kopi dari sini justru tidak bisa dinikmati oleh penduduknya karena dikirim keluar daerah. Maka daripada ngga merasakan sama sekali rasanya kopi, maka dibuatlah minuman sejenis kopi yang dibuat dari daun ini. Kawa daun ini disajikan dengan cangkir dari batok kelapa. Lemangnya juga nikmat dan unik karena ditengahnya ada pisang merah muda :)
Tapi sebagai pecinta teh talua sejati harus mencoba tea talua ala Bukit Tinggi yang disantap dengan lemang dan “cocolan” duren.
Dan jangan lupa selagi berada di Bukit Tinggi harus membawa Sanjai Nina ini, dijamin rasanya tidak kalah dengan Sanjai lainnya yang sudah lebih dulu ada, dan tentunya harganya lebih murah #iklan, maklum Nina juga yang menjadi guide selama ada di Bukit Tinggi :)
Dan berakhir sudahlah lawatan ke Bukit Tinggi, dan perjalanan kembali ke Padang, dan kembali melanjutkan wisata kuliner dengan menikmati soto padang, santai christine hakim dan jalan-jalan ke Jembatan Siti Nurbaya.
Dan selesai sudahlah perjalanan di Padang – Bukit Tinggi ini, masih banyak daerah yang katanya bisa memberikan kenikmatan kuliner dan landscape yang indah di sini, tapi waktu bebas selama 1 hari tidak cukup untuk menyelesaikan semuanya. Mungkin lain kali.
Got anything to say? Go ahead and leave a comment!
Recent Posts
- Menginstall Google Chrome Extension di Microsoft Edge
- Mudah Membuat Visualisasi Data Positif dan Kematian Akibat COVID-19 dengan Power BI #StayAtHome
- Read at Home: 3 Free Ebooks
- Memulai Membangun Aplikasi Desktop dengan WinForms .NET Core 3
- Seri Belajar ASP.NET: Membangun Aplikasi Real-Time dengan ASP.NET Core SignalR
- Seri Belajar Data Science: Pengenalan Azure Machine Learning Studio
- Azure Machine Learning Studio Workshop at Lampung University
Recent Comments
- ASP.NET MVC 5: Prepare Model for Data Access Layer on
- Seri Belajar ASP.NET : ASP.NET MVC Untuk Pemula on
- Seri Belajar ASP.NET : ASP.NET MVC Untuk Pemula on
- Seri Belajar ASP.NET : ASP.NET MVC Untuk Pemula on
- Seri Belajar ASP.NET : ASP.NET MVC Untuk Pemula on
- Kyodai, cara mudah dan cepat mengirim uang dari Jepang on
- Kyodai, cara mudah dan cepat mengirim uang dari Jepang on
Fotolia
ShutterStock
Archives
- July 2020 (1)
- April 2020 (1)
- March 2020 (1)
- June 2019 (1)
- January 2019 (2)
- November 2018 (1)
- March 2018 (6)
- December 2017 (1)
- October 2017 (1)
- August 2017 (1)
- July 2017 (2)
- April 2017 (1)
- March 2017 (5)
- February 2017 (8)
- January 2017 (4)
- December 2016 (1)
- October 2016 (2)
- August 2016 (4)
- July 2016 (1)
- June 2016 (1)
- May 2016 (2)
- April 2016 (5)
- February 2016 (10)
- January 2016 (5)
- December 2015 (2)
- October 2015 (1)
- September 2015 (3)
- August 2015 (1)
- July 2015 (2)
- June 2015 (1)
- May 2015 (1)
- April 2015 (3)
- January 2015 (4)
- December 2014 (7)
- November 2014 (3)
- September 2014 (3)
- August 2014 (1)
- June 2014 (1)
- May 2014 (2)
- April 2014 (6)
- March 2014 (10)
- February 2014 (4)
- January 2014 (3)
- December 2013 (3)
- October 2013 (1)
- September 2013 (3)
- August 2013 (1)
- June 2013 (2)
- May 2013 (1)
- April 2013 (3)
- March 2013 (6)
- February 2013 (2)
- January 2013 (3)
- November 2012 (4)
- October 2012 (2)
- May 2012 (2)
- March 2012 (1)
- March 2011 (1)
- February 2011 (1)