Gaya kan judul posting kali ini? Serasa ahli gizi padahal bukan. Nah karena posting ini bukan ditulis oleh ahli gizi, bukan hasil dari riset formal maka posting ini diletakkan pada kategori Hoaxville. Jadi penulis tidak bertanggung jawab kalau ada yang mengimplementasikan isi tulisan ini dalam kehidupan pribadi pembaca. Tapi semua yang ada dalam posting ini adalah pengalaman dan telah dilakukan oleh penulis, dan berhasil menurut asumsi penulis :)
{Hukum Kekekalan Energi}
Karena tidak ada dasar ilmu yang berhubungan dengan gizi, kesehatan, atau pengetahuan tentang tubuh manusia, maka dasar yang saya gunakan agar diet itu masuk akal adalah ilmu yang telah saya pelajari yaitu fisika dan informatika. Ngga nyambung kan? Tapi perhitungan angka adalah hal yang paling masuk akal bagi saya.
Maka dasar utama yang digunakan adalah Hukum Kekekalan Energi, dimana :
“Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tapi tidak bisa diciptakan ataupun dimusnahkan.”
“Energi alam semesta adalah tetap, sehingga energi yang terlibat dalam suatu proses kimia dan fisika hanya merupakan perpindahan atau perubahan bentuk energi.”
Di sini saya tidak perlu membahas tentang energi kinetik dan potensial, cukup dua hal di atas saja.
Misal :
Jika punya uang 10.000, kemudian dibelanjakan 5.000 maka artinya berubah ke bentuk lagi dan sisanya akan 5.000. Sisa 5.000 itu akan tetap ada kalau tidak digunakan. Bagaimana jika uang 5.000 itu hilang atau dicopet? Itu artinya uang 5.000 itu hanya berpindah tangan saja.
Dengan contoh serupa, jika makanan yang kita makan adalah salah satu dari bentuk energi yang biasanya kita kenal dengan satuan kcal. Maka jika kita makan 2000kcal maka kita punya income sebesar angka tersebut. Dan jika pengeluaran adalah 1600kcal maka di tubuh kita akan ada sisa 400kcal. Akan jadi apakah energi itu? Sesuai Hukup Kekekalan Energi, maka ada kemungkinan energi tersebut akan berubah bentuk misalnya menjadi lemak :) Pada contoh ini dapat dilihat bahwa tubuh kita pasti perlu energi yang dikeluarkan, walaupun tubuh kita diam, tidak bergerak, diam atau tidur seharian. Kenapa? Sebagai contoh, jika kita punya ponsel, setelah batere diisi penuh namun tidak dipakai tapi tetap bisa dipastikan “isi” batere itu akan berkurang, nah begitu juga dengan tubuh kita. Kenapa? Yang pasti lah … masa jantung tidak perlu energi untuk bekerja? masa sistem pencernaan tidak perlu energi untuk bekerja? Intinya walau kita diam pasti ada kebutuhan energi.
{Kebutuhan Kalori Harian}
Kalau pada bagian sebelumnya ada hitungan pengeluaran sebesar 1600kcal itu bisa jadi Kebutuhan Kalori Harian ditambah dengan pengeluaran-pengeluaran lagi seperti dari olahraga dan lain-lain. Sebagai gambaran jika kita punya pendapatan bulanan 1 juta, dan pengeluaran tetap bulanan adalah 750rb. Maka 750rb bisa dianggap sebagai Kebutuhan Kalori Harian. Dan masih ada sisa 250rb, yang mungkin bisa kita tabung. Kalau misalnya anda gunakan 250rb itu untuk jalan-jalan atau hura-hura maka artinya tidak ada uang yang ditabung.
Begitu juga dengan tubuh, kalau kita sehari makan dg hitungan 2000kcal dan pengeluaran harian adalah 1600kcal, maka ada sisa 400kcal yang ditabung kecuali 400kcal itu dihabiskan dengan cara olahraga, bekerja atau bercinta #halah :P
Nah oleh sebagai itu sekarang yang perlu diketahui adalah : Berapakah ANGKA Kebutuhan Kalori Harian saya?
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui angka kebutuhan kalori harian, yaitu :
1. Dengan menggunakan timbangan digital yang otomatis akan memberikan angka tersebut.
2. Cara manual menghitung dengan menggunakan rumus yang digunakan pada umumnya.
Untuk cara kedua ini, ada beberapa rumus yang biasa digunakan sebagai contoh adalah rumus di bawah ini. Pada rumus di bawah ini yang perlu dimasukkan adalah cukup jenis kelamin dan tinggi badan saja.
kebutuhan kalori harian = langkah_1 = (tinggi - 100) langkah_2 = langkah_1 - (0.1 x langkah_1) langkah_3 = jika (pria) maka langkah_2 * 30, jika (wanita) maka langkah_2 * 25 langkah_4 = langkah_3 + (0.2 x langkah_3)
Nah dengan rumus tersebut maka saya akan punya perhitungan seperti berikut ini :
langkah_1 = (175- 100) langkah_2 = 75 - (0.1 x 75) langkah_3 = 67,5 * 30 langkah_4 = 2025 + (0.2 x 2025) = 2430kcal.
Nah jadi menurut hitungan rumus di atas setiap hari saya akan mengubah energi ke bentuk lagin sebesar 2430kcal :)
Ada rumus lain yang “katanya lebih populer dan lebih umum digunakan”, yaitu rumus Harris–Benedict yang direvisi oleh Roza dab Shizgal pada tahun 1984. Pada rumus ini diperlukan lebih banyak masukan yang terdiri atas berat badan, tinggi badan dan umur.
Kebutuhan Kalori Harian Pria : 88.362 + (13.397 x weight in kg) + (4.799 x height in cm) - (5.677 x age in years) Kebutuhan Kalori Harian Wanita : 447.593 + (9.247 x weight in kg) + (3.098 x height in cm) - (4.330 x age in years)
Nah jika dengan menggunakan rumus ini maka angka kebutuhan kalori harian saya adalah :
88.362 + (13.397 x 72 kg) + (4.799 x 175 cm) - (5.677 x 37 tahun) = 88.362 + 964,584 + 839,825 + 210,049 = 2102,82kcal.
Angka itu adalah angka yang harus saya keluarkan dimana kondisi santai dan berkegiatan minim. Anggap saja itu adalah yang harus dikeluarkan kalau cuma di rumah nonton acara gosip, nonton sinetron serta tidur siang dan malam.
{Mengelola Berat Badan}
Berbekal angka tersebut, sekarang tinggal pilih mau menurun berat badan, menjaga berat badan atau menaikkan berat badan. Kebetulan yang saya lakukan adalah menurutkan berat badan, dan setelah berat yang diinginkan tercapai maka yang dilakukan adalah menjaganya :) #TampangTerlihatSeriusSambilNgemilKetupat
Nah jika sudah diketahui angka tersebut maka kalau ingin turun berat badan caranya SANGAT GAMPANG, cukup beri asupan energi kurang dari angka yang telah dihitung tersebut. Misal jika kita makan sehari dengan total energi 1902,82kcal, maka tubuh akan mengambil kekurangan 200kcal dari energi yang ada di tubuh. Jika asupan energi anda perhari hanya 1102,82kcal, maka tubuh akan mengambil 1000kcal kekurangannya dari energi yang ada ditubuh. Ingat ya sesuai hukum kekekalan energi, energi itu bisa dalam berbagai bentuk, bisa lemak, protein atau gula darah #MasihTampangSerius :))
Cara lain adalah saya tetap memberikan asupan energi sebesar 2102.82kcal dari makan, tapi saya ingin tetap turun maka cukup lakukan pengeluaran tambahan misal dengan olahraga, contohnya lari.
Sebagai gambaran energi yang dibakar saat lari adalah seperti berikut :
Sama-sama 5km yang berbeda cuma waktu tempuhnya, di sini tidak terlalu terlihat perbedaan kalori yang harus dikeluarkan.
Dan ini untuk yang 10km dengan durasi yang berbeda, tidak ada perbedaan mencolok. (Kenapa angka di atas ini perlu diperlihatkan? mau nyombong? mau pamer? Nanti di bagian berikutnya hal ini akan dibahas kembali.)
Nah jika makan saya normal setiap harinya, dan setiap hari saya olahraga dengan pengubahan energi yang tersimpan di tubuh saya ke bentuk lain sebesar 370kcal – 780kcal maka dipastikan berat badan saya akan turun. SANGAT GAMPANG kan? :)
{Angka-Angka Yang Harus Diperhatikan}
Nah kalau bicara berat badan, maka mestinya :
Berat Badan = Berat Air + Berat Tulang + Berat Lemak + Berat Otot.
Dari rumus di atas, yang angkanya mungkin sering berubah adalah berat air, berat lemak dan berat otot. Jadi kalau berat badan anda turun jangan senang dulu, jangan-jangan yang hilang adalah air. Atau jangan-jangan yang hilang justru berat otot. Yang lebih parah adalah ada beberapa tulang anda yang hilang #NahLoh.
Kalau diet itu, maka yang benar adalah menghilangkan/mengurangi energi yang berbentuk LEMAK :)
Kebetulan timbangan yang saya pinjam dari teman saya itu bisa menampilkan angka keempat parameter tersebut yaitu kadar air (%), berat tulang, kadar lemak (%) dan dan masa otot, selain itu juga parameter-parameter lain seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini #MukaSerius
Perhatikan saja baris no 1 dan no 2, berat yang turun sebesar 2kg lebih, tapi itu karena lemak turun dan otot yang juga turun. Atau seperti no 14 dan 15, dimana otot dan kadar air yang turun, sedangkan kadar lemak justru naik
Kenapa bisa seperti itu?
Itu juga jadi pertanyaan saya waktu itu, oleh sebab itu akhirnya saya mencari tahu sebabnya. Sebagai informasi di dalam tubuh ini ada gula darah, protein dan lemak. Ketiganya akan diubah menjadi energi lain jika sarat-saratnya terpenuhi #FisikaBanget #eh.
Gula darah adalah gula yang ada di darah (ya iya lah), biasanya kalau kita makan maka makanan tadi akan diubah menjadi energi dalam bentuk yang lain yaitu gula darah. Jika gula darah ini tidak dipakai maka akan diubah lagi menjadi energi yang lain, yaitu LEMAK :) Gula darah adalah kaya bensin yang gampang sekali dibakarnya, jadi untuk kegiatan-kegiatan yang perlu energi cepat seperti olahraga cardio seperit lagi akan terlebih dahulu membakar gula darah.
Protein yang kita konsumsi biasanya akan menjadi otot, ingat ya OTOT bukan URAT #eh. Protein juga dianggap energi yang gampang dibakar jika ada aktivitas seperti olahraga lari. Jadi jika saat lari energi dalam bentuk gula darah sudah dibakar semuanya, dan kita masih lari saja maka energinya akan diambil dari protein yang ada di otot.
Nah lalu kapan lemak dipergunakan? Lemak ini justru dibakarnya atau digunakannya saat kita melakukan kegiatan yang bisa dianggap “santai” jika dibandingkan kegiatan bersepeda atau lari.
Karena informasi inilah saya akhirnya berkenalan dengan istilah BURNING ZONE, zona pembakaran dan saya berasumsi yang dimaksudkan adalah pembakaran lemak (tidak perlu pakai CMIIW, kalau salah kan tidak masalah, karena posting ini telah masuk ke kategori hoaxville hehehe). Burning zone ini dapat dihitung dari detak jantung kita per menitnya. Saya dengan berat, tinggi dan umur saat ini mempunyai rentang burning zone jika jantung saya berdetak 119 – 156 per menit. Jika di bawah itu saya anggap tidak membakar lemak, tetapi jika di atas itu yang dibakar adalah gula darah atau protein jika gula darah telah habis. Untuk menentukan rentang burning zone ini, kebetulan saya punya jam tangan merk ***** (disensor biar ngga dikira iklan jualan) yang bisa menghitung rentang tersebut, sekaligus memindai detak jantung saya secara “real time”. #MukaMakinSerius :P
Untuk mengetahui rentang burning zone ini bisa dihitung sendiri dengan rumus berikut ini :
detak_jantung_max :pria : 220wanita : 226rentang : 65% – 85% tergantung umur maka :rentang_bawah : (detak_jantung_max – umur) x 55%rentang_atas : (detak_jantung_max – umur) x 70%
Dari rumus itu maka saya punya rentang burning zone berdasarkan detak jantung di antara 119 – 156 detak/menit. Jadi disitulah saat lemak dibakar.
Nah sekarang sudah tau ada gula darah, protein di otot, lemak yang menyebar dimana #eh. Dari bahasan tersebut mungkin ada gambaran kenapa berat badan turun sesuai dengan data di tabel di atas, tetapi kadar lemak malah naik. Hal itu dikarenakan pola olahraga yang saya lakukan, dalam seminggu saya pernah lakukan olahraga lari setiap hari tanpa ada hari untuk recovery, sehingga yang justru mengkerut adalah otot, sedangkan kadar lemak malah naik (karena pola makan juga kayanya). Kemudian dicoba lagi seminggu berikutnya, dimana pola olahraganya 2 hari olahraga diselingi sehari untuk recovery, hal ini ternyata membuat hasil yang lebih efektif dimana kadar lemak turun, tetapi otot juga berkembang. Tentu saja harus dibarengi dengan asupan protein untuk kebutuhan otot yang saya dapat dari dada ayam atau tahu rebus atau putih telor rebus dan komposisi makanan yang saya konsumsi juga (tidak sebut merk).
Di lapak sebelah, ada yang bilang kalau asupan itu tidak perlu karena tidak ada pengaruhnya buat badan. Kata lapak sebelah loh ya. Tapi bagi kalian yang punya rambut pasti akan kerasa. Ketika asupan protein kurang, yang paling kerasa itu adalah rontoknya rambut, bagi yang tidak punya rambut pasti ngga akan merasakan perubahan ini. #Pengalaman
Dari data di atas, ada angka yang menarik selain kadar lemak dan massa otot yaitu kadar air. Saat kita sedang mengelola berat badan sebaiknya diikuti dengan minum air putih yang banyak (bukan air berkalori). Nah ini juga salah satu cara untuk menahan diri untuk tidak ngemil di luar jam makan. Kalau lapar cukup minum. Kalau banyak minum nanti beser? Malas bolak balik WC. Nah sesuai dengan hukum kekekalan energi (lagi) hal itu wajar, ketika energi berupa air masuk ke tubuh maka wajar harus ke WC untuk mengeluarkan air lagi. Karena energi tidak dapat dihancurkan, dan kebetulan air yang masuk tidak berubah jadi bentuk lain.
Nah efek dari minum air putih ini ternyata dapat terlihat dari angka kadar % air di tabel tersebut. Jika kadar air mencapai 60% maka kadar lemak saya bisa mencapai di angka 17%. Sebagai informasi berikut ini adalah protentasi kadar lemak ideal untuk pria dan wanita :
kadar lemak ideal pria : 14% - 17%kadar lemak ideal wanita : 21% - 24%
Bagaimana cara untuk menghitung kadar lemak tubuh? Nah ada 2 cara lagi, yaitu :
1. Pakai timbangan digital yang secara otomatis akan menampilkan angka kadar lemak, dan kebetulan ada teman yang punya timbangan tersebut :P
2. Menghitung dengan rumus yang umum digunakan.
Salah satu rumus yang bisa digunakan adalah seperti berikut ini :
Rumus untuk wanita :
Factor 1 (berat badan x 0.732) + 8.987 Factor 2 pergelangan tangan ( lingkar penuh) / 3.140 Factor 3 lingkar pinggang (sejajar pusar) x 0.157 Factor 4 lingkar pinggul (lingkar penuh) x 0.249 Factor 5 lingkar lengan ( lingkar penuh) x 0.434 Lean Body Mass = Factor 1 + Factor 2 - Factor 3 - Factor 4 + Factor 5 Total berat lemak tubuh = berat badan - Lean Body Mass persentase lemak tubuh = (berat lemak tubuh total x 100) / berat badan
Rumus untuk pria :
Factor 1 (berat badan x 1.082) + 94.42 Factor 2 lingkar pinggang x 4.15 Lean Body Mass= Factor 1 - Factor 2 total berat lemak tubuh = berat badan - Lean Body Mass % lemak tubuh = (total berat lemak tubuh x 100) / berat badan
Masih bicara tentang lemak, lemak dapat “bersarang” di kaki (paha), pinggul, pantat, perut, tangan, pipi dan lain-lain. Yang harus diketahui adalah setiap orang akan berbeda bagian mana yang akan gemuk duluan. Kalau saya dimulai dari PERUT terlebih dahulu, kemudian PAHA dan dilanjutkan MUKA dan PIPI :)) Nah jika urutannya : PERUT – PAHA – MUKA & PIPI, maka nanti yang akan menghilang akan mempunyai urutan MUKA & PIPI –> PAHA –> PERUT. Kita tidak bisa mengatur mau ngecilin perut dulu, kita tidak bisa mengatur mau kecilin paha dulu atau pipi dulu. Tapi urutannya akan terbalik dengan urutan apa yang gemuk duluan :)
Hal ini berbeda dengan otot, dimana otot dapat diatur besar kecilnya sesuai latihan pada bagian tersebut.
Nah lengkap sudah rumus-rumus dan angka-angka yang harus diperhatikan selama proses pengelolaan berat badan.
{Apa yang saya makan?}
Karena satu-satunya cara energi masuk ke tubuh lewat makanan yang dikonsumsi, maka hal ini perlu diperhatikan adalah mengatur masukan energi. Ada tiga fase yang saya lakukan :
1. Fase menurunkan berat badan sampai ke angka berat badan ideal/diinginkan. Rencananya ingin ke angka 70kg.
2. Fase penguncian yaitu fase untuk memastikan angka berat badan ideal/diinginkan yang telah dicapai tersebut stabil.
3. Fase menikmati hidup hehehe.
Fase 1 :
Pada fase ini terdiri atas 3x malam di jam makan (pagi, siang, malam) tanpa ngemil di luar jam makan. Dari 3x makan tersebut 1x adalah makan bebas dan 2x makan dengan komposisi tertentu dengan menggunakan “produk tertentu” (disamarkan biar tidak dianggap iklan) :P
Tidak ada pantangan makan apapun, gorengan boleh, durian boleh, steak boleh, ayam bakar/goreng boleh, burger boleh … semua boleh asal di waktu jam makan bebas yang cuma 1x itu sehari. Jadi jika ingin ngemil batagor atau rainbow cake atau red velvet atau ubi goreng meletus atau jus durian maka triknya adalah :
a. Siapkan menu utama, rainbow cake, jus durian.
b. Makan menu utama.
c. Lanjutkan dengan jus durian dan rainbow cake (urutan tidak pengaruh)
Semuanya dilahap saat jam makan bebas, kalau bisa tanpa jeda, kalau ada jeda juga jangan lebih dari 10 menit (halah aturan dari mana ini? anggap saja itu aturan baru di dunia ini #eh).
Setelah selesai maka jangan makan lagi sampai jam makan berikutnya, nah sederhana kan? gampang kan?
Target 70kg tidak tercapai, karena saat di angka 71kg saja sudah terlihat sangat kurus jadi setelah 4 bulan fase 1 ini dianggap selesai, walau sebenarnya angka 71kg sudah dicapai sebelum 4 bulan.
Fase 2 :
Pada fase ini juga terdiri atas 3x makan, yaitu 2x makan bebas dan 1x makan dengan komposisi tertentu sama seperti pada fase sebelumnya. Fase ini dilakukan sama dengan waktu fase 1 yaitu 4 bulan juga. Kalau misalnya fase 1 cuma 1 bulan, maka fase 2 juga akan 1 bulan juga.
Fase 3 :
Tiga kali makan bebas!!! Tapi ingat tanpa ngemil, kalau mau ngemil pas di jam makan saja. Ngemil itu yang sebenarnya bikin gemuk. Tapi biar aman selama ini saya terapkan ada 3 hari dalam seminggu yang tanpa sarapan dengan menu makan bebas, tapi sarapannya diganti dengan komposisi tertentu seperti pada fase 1 dan 2. Saat ini berat badan masih stabil diangka 72, walau pernah sekali naik sampai 73,5kg hehehe, hal ini dikarenakan dalam seminggu pernah mengkonsumsi 2x mie instant 2 bungkus selama 2 malam berturut2.
Selama fase 1 dan fase 2 sudah tidak lagi mengkonsumsi es teh, teh botol dan minuman ringan lainnya, karena jumlah kcal tidak sebanding dengan tingkat kekenyangannya. Gula yang ada diminuman itu hanya memberikan kekenyangan sesaat dan sesaat kemudian lapar lagi. Selain itu jumlah energi yang terkandung didalamnya bisa-bisa 300-500kcal. Nah sekarang coba bandingkan angka tersebut dengan angka 375kcal yang dikeluarkan dari lari 5km di atas? Rugi rasanya kalau ada 300kcal masuk dari minuman, atau bala-bala (300kcal per potong) atau mie instan (400kcal)…rugi rugi. Kalau saya ngemil mending sekalian dada ayam goreng tanpa kulitnya atau tahu rebus dengan didampingi kecap manis pedas, itu lebih mengenyangkan dan tahan lama dan lumayan asupan proteinnya.
Bagaimana kalau ngemilnya buah-buahan? Boleh..tapi dilihat dulu buahnya ya. Kalau buat ngemil biasanya pilih yang berserat biar kenyangnya tahan lama seperti mangga, pear, apel dll. Tidak makan pisang untuk ngemil, karena pisang sarat dengan karbrohidrat, artinya kcalnya lumayan tinggi dan ngga bisa tahan lama kenyangnya. Tapi masih makan pisang…di jam makan :)
Dari fase 1 dan fase 2 sudah jelas yang saya lakukan adalah mengatur agar masukan energi lebih kecil dari angka kebutuhan kalori harian. Sedangkan pada fase 3 mengatur agar energi yang masuk sebanding dengan angka kebutuhan kalori harian.
{Kegiatan apa yang saya lakukan?}
Selain menjaga makan, juga dilakukan kegiatan yang membuat pengubahan energi menjadi bentuk lain yaitu dengan olahraga. Olahraga yang paling mudah, murah dan bisa menggerakan seluruh anggota badan menurut pikiran saya adalah LARI. Selain lapangan lari sangat dekat dengan tampat kos (dulu).
Pagi adalah waktu yang saya pilih untuk lari, karena udara yang segar, tidak terlalu panas dan yang paling penting adalah waktu yang bagus untuk membakar gula darah dari hasil masukan makanan di hari sebelumnya, agar gula darahnya tidak menjadi lemak. Total waktu untuk olahraga adalah 1 jam, yang terdiri atas 1/2 jam lari yang artinya detak jantung akan di atas rentang burning zone, dan 1/2 jam sisanya jalan cepat sambil menjaga detak jantung berada di rentang burning zone.
Dengan pola seperti itu biasanya pola detak jantung akan naik secara lineer sampai ke angka 170an detak/menit kemudian setelah mulai jalan cepat akan mulai turun secara linear juga ke angka minimal burning zone di angka sekitar 120-130an. Oleh karena itu berbekal cari-cari referensi di internet, akhirnya polanya diubah menjadi selang seling antara jalan dan lari. Biasanya polanya adalah 2 keliling lari (400m x 2) kemudian 1 keliling jalan cepat dan diulang 2-3 kali. Atau 3x keliling lari, 1x keliling jalan cepat, 2x keliling lari, 1x keliling jalan cepat, 1x keliling lari lagi, dan sisanya jalan cepat sampai waktu genap 1 jam. Nah dengan cara ini maka detak jantung akan naik turun mencapai angka di 160-170an dan setelah itu biasanya akan stabil di angka 140an saat jalan cepat dan masih bertahan lama di rentang burning zone. Jadi lumayan walaupun telah kelar olahraga tubuh masih berada pada rentang burning zone.
Sorenya kadang melakukan latihan selama 10 menit untuk bagian perut seperti di video di bawah ini. Sepuluh menit yang mantabs pernuh keringat.
tapi lihat lagi bagaimana urutan lemak menghilang seperti yang telah disebutkan di atas ya :)
Tidak ada olahraga lain seperti sepeda, angkat beban dan lain-lain, hanya lari saja. Tapi sekarang saya lakukan cross training, artinya bukan hanya kaki saja yang dilatih dengan berlari, tapi juga bagian tubuh lain seperti badan bagian atas, agar tubuh seimbang. Biasanya 1-2x dalam seminggu pakai sepeda statis dan angkat beban dengan tujuan biar bugarnya seimbang, bukan untuk biar badan jadi gede
{Apa yang saya pakai?}
Ini juga penting, setelah berat badan yang diinginkan telah tercapai maka dipastikan baju dan celana akan besar saat dipakai. Nah ada baiknya pakaian tersebut jangan ada lagi di lemari, jangan ada pikiran pakaian tersebut tetap disimpan sebagai aksi jaga-jaga kalau nanti gemuk lagi. Itu salah besar, sebaiknya pakaian tersebut segera disumbangkan atau dikecilkan sesuai dengan ukuran badan sekarang. Dengan cuma tersedianya pakaian yang pas di badan akan membantu agar berat badan tidak naik lagi, dengan pakaian yang pas di badan maka jika ada penambahan berat badan dapat langsung terasa seperti paha yang menjadi lebi sempit atau kerasa ada lipatan perut yang tersangkut di celana. Jika itu terjadi maka bisa dilakukan pengaturan pola makan dan olahraga lagi agar angka berat badan kembali ke angka ideal lagi.
Timbangan, jangan pernah punya timbangan sendiri. Karena nati bawaannya ingin menimbangan berat badan terus, ini kurang bagus buat mentalitas saat melakukan pengeloaan berat badan hehehe. Sebaiknya memang timbangan itu pinjam dari teman atau nimbang saat ke apotik saja.
Apalagi? Sepertinya cukup sekian dulu. Selamat mencoba.