Setelah belum dapat ijin untuk memasuki negeri Paman Sam di bulan Februari untuk acara MVP Summit, karena masalah administrasi yang sampai sekarang (sudah 9 bulan) belum selesai.
Maka rupanya rejeki lain mengalihkan perjalanan ke daratan antara Asia-Eropa, Turkiye (bisa juga disebut Turki kalau versi Indonesia, atau Turkey versi yang lainnya walau kurang enak didengar karena seperti nama mahluk berkaki dua).
Sebagai summary, dari daerah Turkiye yang luas tersebut, kira-kira garis merah tersebut merupakan jalur yang menunjukkan daerah-daerah yang sempat didatangi saat berada di negeri Paman Ottoman ini.
{Istanbul}
Setelah perjalanan panjang selama lebih 15 jam, akhirnya sampai juga di Istanbul. Dimulai dengan menginjakkan kaki di Istanbul pada bagian benua Asia, perjalanan dilanjutkan menuju Istanbul di bagian benua Eropa. Kedua area ini dipisahkan oleh selat Bosphorus dan disatukan dengan jembatan Bosphorus yang lumayan panjang.
Disini sempat melihat Hagia Sophia dari luar. Hagia Sophia dalam bahasa Turkiye disebut Aya Sofya yang artinya “Kebijaksanana Suci”.
Sampai sekarang tempat sudah mengalami berbagai fungsi yang berbeda. Pertama adalah berfungsi sebagai Basilika (atau gereja). Kemudian saat Konstantinopel ditaklukkan Sultan Mehmed II dan memasuki kota itu, Mehmed II turun dari kudanya dan bersujud syukur kepada Allah, lalu pergi ke Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan mengubahnya menjadi masjid yang dikenal dengan Aya Sofia. Jumatnya langsung diubah menjadi masjid untuk salat Jumat.
Makanya tidak heran kalau dari luar tampak seperti mesjid, tapi setelah ke dalam masih terlihat sisa-sisa ciri Basilika. Sayangnya saat itu tidak sempat untuk masuk dan mengambil gambar ke dalam Hagia Sophia. Tapi sebagai gambaran saya perlihatkan gambar bagian dalam yang diambil oleh Elita, teman saya yang duluan sampai ke Turkiye.
{foto : http://www.elitasupargo.com/2012/10/25/the-visit/ }
Masih terlihat sisa-sisa ornamen dari gereja dan juga ornamen mesjid. Sekarang Hagia Sophia sudah beralih fungsi sebagai museum. Sejak tahun 1937, Mustafa Kemal Atatürk mengubah status Hagia Sophia menjadi museum. Mulailah proyek “Pembongkaran Hagia Sophia”. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Sejak saat itu, Hagia Sophia dijadikan salah satu objek wisata terkenal oleh pemerintah Turki di Istambul. Nilai sejarahnya tertutupi gaya arsitektur Bizantium yang indah mempesona.
Setelah melewati Hagia Sophia dari luar, saya sempat memasukin Topkapi Palace atau Topkapı Sarayı yang merupakan kediaman resmi Sultan Utsmaniyah selama lebih dari 600 tahun. Keamanan untuk memasuki lokasi ini cukup ketat. Salah satunya pemeriksaan bawaan yang melewati gerbang ini.
Saya harus merelakan tripod yang saya bawa untuk dititipkan ke petugas penjagaan. Selain itu saat di dalam museum tidak diperkenankan untuk mengambil foto atau video.
Di sini terdapat museum yang sangat menakjubkan bagi saya pribadi. Selain banyak koleksi perhiasan dari masa ke masa, jadi wajar kenapa tripod tidak boleh dibawa ke dalam area ini, mungkin ada kejadian ada yang mencoba untuk memecahkan kaca tempat koleksi disimpan dengan tripod .. hehehe. Sebenarnya saya tidak terlalu terkesima dengan perhiasan dari emas, perak dan permata Kaşıkçı Elması (Spoonmaker) dengan 86karat seberat 17g, yang denger-denger adalah permata terbesar ke-4 di dunia.
Yang membuat terkesima disini adalah peninggalan pedang-pedang dari 4 Al-Khulafa-ur-Rashidun yaitu :
- Pedang milik ABU BAKR SIDDIQ (R.A)
- Pedang milik UMAR BIN KHATTAB (R.A)
- Pedang milik USMAN BIN AFFAAN (R.A)
- Pedang milik ALI IBNE ABI TALIB (R.A)
Harus bilang WOOOOOW…tidak menyangka kalau di sini bisa melihat ke-4 pedang tersebut (maaf tidak ada fotonya, kan sudah dibilang tidak boleh ambil foto). Bukan hanya itu barang lain yang saya sempat lihat adalah :
- kunci pintu ka’bah.
- yang membuat heran adalah, ada batu hitam di tempat seperti hajar aswad.
- jubah Nabi Muhammad dan Fatimah anak Nabi Muhammad (nah saat ini sempat ambil videonya diam2).
- surat tulisan tangan Nabi Muhammad.
- dan juga ada tongkat nami Musa, itu menurut tulisan yang ada di dekat tongkat yang saya lihat.
- qur’an milik Sayyidina Ustman bin Affan (R.A).
- dan masih banyak lagi (lupa ada apa saja).
Lengkap!!! Dikabarkan museum ini dulunya adalah salah satu ruangan sultan yang selalu berkumandang bacaan Qur’an selama 24 jam, memang saat masuk museum ini saya mendangar kumandang bacaan Qur’an, awalnya itu adalah suara rekaman dari kaset, tapi pas keluar baru sadar memang ada orang yang sedang membaca Al Qur’an.
Waktu 1 jam di tempat ini sangat-sangat kurang, karena masih banyak sudut-sudut yang bisa dikunjungi dan diabadikan lewat foto.
Setelah dari tempat ini sempat melewati Hippodrome Square, Egyptian Column, Cerpentine Column, German Fountain.
Dan setelah itu makaaaaaaaaaaaaaaan!!! Apa itu? Ah tak perduli lagi, makan saja karena sudah lapar :)
Setelah kenyang dilanjutkan ke tempat syuting Taken 2 dan Skyfall – 007, yaitu Grand Bazaar,tentu saja disini ngemil-ngemil lagi dan menikmati cay (teh khas turki – turkish tea). Di jalan sebelum ke tempat ini sudah disuguhi hiasan Galatasaray …. Cimbombom Galatasaray!!!! Lagu itu nantinya akan terdengar di lorong-lorong Grand Bazaar.
Dan akhirnya masuk juga ke lorong Grand Bazaar.
Menikmati Cay (Turkish Tea) sambil duduk-duduk melihat ******* (maaf sensor)
Dan belanja … hadeuh!!! Lapar mata disini, untuk kelaparan ini dibatasi oleh sesuatu, yaitu uang yang dibawa, jadi tas aman tidak perlu ada ledakan muatan karena kepenuhan dengan barang belian.
Disepanjang jalan, ketemu tempat jualan yang menjajakan ini. Hmm….yummy, very sexy food (kata farah quinn), sangat menggoda. Dan sudah bertekat harus bisa menikmati hidangan ini nanti (walau akhirnya menyesal…wajah cantik tidak menjamin rasanya enak, lebih tepatnya rasanya tidak cocok di mulut).
Selanjutnya mendapat kesempatan untuk menjelajah selat Bosphorus dengan kapal kecil. Melihat pemandangan kota disekitar selat, dan akhirnya ketemu juga dengan Galata Tower.
Selanjutnya … makan malam dan tidur!
Besoknya berkesempatan berkunjung ke Blue Mosque, mesjid yang menjadi “saingan” Haga Sophia. Mesjid yang sampai sekarang masih dipergunakan untuk kegiatan ibadah shalat. Arsitektur mesjid ini mirip dengan Haga Sophia bedanya cuma dari segi warna, Haga Sophia berwarna dominan merah. Sedangkan Blue Mosque tentu saja punya dominan warna biru.
Dan beruntung disini saya berkesempatan untuk shalat. Setelah dari sini berkunjung ke daerah yang unik, dipenuhi dengan café-café jalanan. Hmm…entah apa namanya.
Dan menikmati ikan segar yang nikmat. Disini adalah salah satu tempat dengan hidangan enak selama berada di Turkiye.
{Cannakale}
Selanjutnya meninggalkan Istanbul menuju Cannakale dengan menggunakan ferry. Cannakale adalah daerah yang cukup bersejarah, karena disinilah saya mengunjungi lokasi legenda Troy. Banyak cerita dari kota ini. Kota yang katanya sempat 9x dihancurkan baik karena perang, bencana alam, dan wabah penyakit. Tapi yang paling sering kita dengar adalah legenda perang Troy, perang yang terjadi karena Paris membawa kabur istri orang, Helen. Sehingga terjadilah perang selama hampir 10 tahun, dan Troy jatuh karena kuda Trojan ini.
{Pergamon}
Kota tua yang konon jadi tempat Zeus untuk istirahat.
Tidak banyak yang diingat dari kota tua ini. Yang pasti kota ini merupakan bekas kerajaan Pergamon yang berada di atas bukit dan untuk sampai ke sini harus naik kereta gantung yang telah disediakan. Dan menurut Book of Revelation, kota ini merupakan salah satu Seven Churces of Asia, yaitu 7 dari gereja yang ada di awal sejarah Kristen.
Disini juga dapat ditemu “bioskop” jaman dahulu, tempat untuk menonton pertunjukan drama, opera atau olahraga.
{Kusadasi}
Selanjutnya mengunjungi gereja dan mesjid yang saling berdekatan, yaitu isabey camii (camii adalah kata untuk mesjid yang besar) dan Sain Jean (atau lebih dikenal dengan St John Basilica).
Siapa St John? St John adalah 1 dari 13 orang yang ada di gambar Last Supper.
Di St. John Basilika ini dipercaya terdapat makam dari St John sendiri.
Dan berikut adalah reruntuhan dari St John Basilika.
Selanjutnya berkunjung ke daerah Ephesus. Ada beberapa tempat menarik yang dapat dikunjungi disini.
Salah satu tempat yang menarik adalah Rumah Mariyam (House of the Virgin Mary), ibu Nabi Isa (begitu menurut informasi yang saya dengar).
Bangunan ini adalah bangunan yang dipercaya sebagai rumah Mariyam. Sempat masuk ke dalam, tapi tidak ada foto. Karena larangan untuk mengambil foto di dalam bangunan ini.
Disini juga ditemui mata air yang bisa langsung diminum. Selain itu disini banyak ditemui tulisan doa-doa pengunjung yang ditempelkan di dinding.
Tempat lain yang sempat dikunjungi hari itu adalah Ephesus, merupakan kota tua di jaman Romawi dengan beberapa bangunan bersejarah seperti Great Theater, Celcus Library dan Gate of August. Dari situs yang sudah di datangi, situs ini yang paling luas. Ada beberapa informasi yang menarik yang di dapat disini. Dari sejarah “red carpet” sampai “wc umum”
Ini adalah Celcul Library, sedangkan di samping kanan terlihat gerbang yang disebut Gate of August. August sendiri adalah nama penguasa yang saat itu memerintahkan membangun tempat ini. Di kota romawi pada umumnya, terdapat “wc umum”. Katanya dulu, wc adalah tempat untuk bersosialisasi, ngobrol, bergosip, bahasannya tidak jauh dari politik. Tapi wc umum ini hanya digunakan oleh pria, sedangkan wanita harus membuang hajat di tempat lain. Sebagai catatan, rumah dahulu tidak memiliki wc, jadi harus keluar rumah jika ada panggilan biologis ini
Ini adalah salah satu “wc umum” yang masih tersisa. Dari foto ini, ada 1 pertanyaan…”jongkok atau duduk?” Yang pasti, katanya yang buang hajat disini tidak perlu repot “cuci” (pasti ngerti apa yg saya maksud), karena di bawah tempat itu sudah ada para budak yang siap “membersihkan” (pasti juga mengerti kan apa yang saya maksud
).
{Pamukkale}
Ini dia tempat yang ditunggu untuk didatangi, Pamukkale. Banyak situs bersejarah di tempat ini.
Tapi Catton Castle adalah tempat yang diangan2kan untuk dikunjungi. Tempat ini adalah tempat pemandian yang bertingkat di alam terbuka. Yang membuat unik adalah sumber airnya dari air panas dengan kandungan belerang, dan membuat tempat pemandiannya menjadi berwarna putih bersih.
Tapi sayangnya saat itu tidak semua kolam berisi air. Ada yang kering, padahal tempat itu yang paling unik jika difoto.
{Konya}
Setelah dari Pamukkale, perjalanan dilanjutkan ke Konya. Ada beberapa hal yang menarik selama di perjalanan. Terdapat daerah penghasil opium, jadi tidak heran bisa dilihat ladang opium di sisi jalan. Dan legal. Apa itu opium?
Opium atau poppy tears adalah adalah tanaman “berteman” dengan ganja secara fungsi. Artinya punya efek memabukkan dan membuat ketagihan. Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dnegan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.
{foto : http://www.flickr.com/photos/mukumbura/7499564840/}
Indah bukan….Jadi hamparan ladang bunga seperti ini yang dapat dilihat kalau melakuan perjalanan dari Pamukkale menuju Konya.
Hanya getah opium saja yang diambil kemudian diolah menjadi madat, selain itu tidak ada bagian lain yang dapat memabukkan. Begitu juga biji opium. Biji opium yang telah diolah dan dikeringkan dapat menjadi salah satu “aksesoris” untuk menikmati yogurt dan madu.
Aman? Aman kok, saya sendiri sudah mencobanya…nikmat dan seger!! Paling akan ada efek gembira dan seperti batere baru di charge #eh #kidding.
Setelah sampai di Konya, berkunjung ke Mevlana Museum (setelah dipikir-pikir, dari hari pertama sampai sekarang,selalu ke tempat bersejarah dan museum, kalau di Indonesia, jangan2 ke tempat bersejarah, apalagi museum…ada apa ini???).
Mevlana adalah nama seorang Sufi yang mempunyai nama lengkap Jalal ad Din Muhammad Rumi, dan juga seorang penyair dengan puisi-puisi yang indah.
Lihat saja barisan kalimat dari Rumi berikut ini.
Museum ini mempunyai bangunan dengan ciri kubah warna hijau.
Untuk masuk di ruangan museum, tidak diperkenankan untuk menggunakan alas kaki. Tapi saya juga tidak perlu melepas sepatu, pasti repot kalau harus melepas sepatu, karena harus ada penitipan sepatu lagi. Jadi setiap orang yang ingin masuk harus membungkus sepatunya dengan sepatu plastik seperti ini. Sangat efektif!!
Seperti museum sebelumnya, disini juga tidak diijinkan untuk merekam dan memoto di dalam ruangan. Di dalam selain terdapat beberapa makam, juga terdapat peninggalan lain seperti kitab-kitab ajaran dari Rumi. Bentuk dan hiasan di dalam ruangan museum sangat indah, dan kebetulan sempat merekam isi dari ruangan tersebut dengan diam-diam (untung pakai D90…elus2 sayang).
{Cappodocia}
Cappodocia atau Kapodokya, adalah tempat yang paling eksotis selama di Turkiye. Memang sudah tertarik sejak lama, karena sering melihat foto-foto bebatuan yang unik dan hiasan balon udara. Dan akhirnya semua itu di depan mata.
Kereen!!! Menakjubkan!!! Wooow … tapi tak perlu pakai salto, karena batu-batu disini tajam-tajam
“I am flying….!!!”, akhirnya bisa melintasi daerah Cappodocia dari udara. Sayangnya angin bergerak ke arah yang berbeda, sehingga harus melewatkan pemandangan menyusuri bebatuan unik di foto di atas. Suatu saat harus bisa kembali ke daerah ini, 1 minggu di Cappodocia
Banyak situs unik di daerah ini, beberapa di antaranya adalah :
Kaymali, adalah kota bawah tanah. Kota ini ada karena penduduknya adalah pelarian dan harus bersembunyi. Maka mereka membuat lobang-lobang di bawah tanah untuk dijadikan tempat tinggal. Kota bawah tanah yang unik memang. Walaupun harus masuk sampai ke bawah tanah, tapi hawa yang dirasakan justru dingin, dan udara masih bisa dinikmati dengan nyaman. Tidak perlu kehabisan udara walaupun banyak orang.
Goreme Valley, kadang disebut juga lembah merpati karena banyak ditemui disana. Rumah-rumah penduduk disini juga merupakan hasil gali pada bukit-bukit batu.
Terakhir adalah Open Air Museum, masih serupa dengan foto di atas, hanya saja disini yang ditemui adalah gereja-gereja kuno yang dibangun didalam lobang-lobang bukin batu. Ada banyak gereja kuno yang terdapat di situs ini. Sebut saja :
- St. Barbara Church
- Apple (Elmali) Church
- Snake (Yilanli) Church
- Dark Church (Karanlik Kilise)
- Carikli (Sandals) Church
- Buckle (Tokali) Church
Setiap gereja mempunya cerita sendiri-sendiri dengan gambar yang terdapat di dalam masing-masing ruangan. Sayangnya juga tidak boleh mengambil foto di dalam ruangan tersebut, tapi untuk merasakan apa yang saya lihat, bisa berkunjung ke website ini http://www.goreme.com/goreme-open-air-museum.php.
Selama berada di daerah Cappodocia, saya banyak mempunyai teman-teman kecil, yang ingin minta foto bersama (mereka yang minta loh, mungkin aneh melihat ada sosok yang hidungnya tidak seperti mereka…hihihi).
Setelah puas menjelajahi Cappodocia, tidak lengkap jika tidak jika tidak menyaksikan Tari Sufi dan Tari Perut (ehem).
Maaf ya, foto-foto penari perutnya tidak dihadirkan disini
Tempat saat itu berada sangat unik, karena merupakan restoran yang berada di bawah tanah. Pertunjukan dimulai dari jam 20 malam sampai jam 24. Dengan tempat duduk yang mengelilingi tempat pertunjukan, sekali masuk dan sekali bayar, bebas pesan apapun…unlimited.
Hidangan yang sudah tersedia di meja adalah minuman berikut.
Cukup minum air mineral dan cola saja, jangan coba-coba Rakisi yang atau sering disebut juga Air Susu Singa, dengan kadar alkohol 60 (mau bersihin luka mas?).
{Ankara}
Dengan berat harus meninggalkan Cappodocia, dan menuju ibu kota Turkiye, yaitu Ankara. Ankara adalah ibu kota yang baru sebelumnya adalah Istanbul.
Di Ankara terdapat Anatolian Civilisation Museum, yang merupakan museum dengan koleksi terlengkap, dari jaman poleolitikum sampai …. (lupa sampai jaman apa, mungkin bisa dilihat sendiri di foto berikut ini.)
Setelah dari Ankara, akhirnya kembali lagi ke Istanbul dan kembali menyusuri udara selama 13 jam lebih sebelum mencapai Jakarta.
{Kesan}
Ada hal yang paling berkesan selama di sini, yaitu One Lira (1 Lira)….adalah uang yg harus disediakan setiap menggunakan toilet. 1 Lira = 5000 rupiah, Turkiye dulunya seperti Indonesia, yang mempunyai uang dengan angka besar, 1000, 10000, 20000, 50000 dan 100000. Tetapi karena adanya kebijakan dari pemerintahnya maka ada “pemotongan angka” di mata uang mereka.
Kesan yang lain tentu saja Eda Okcesiz, guide yang menemani selama 10 hari di sini. Wanita asal Turkiye yang telah mengajarkan beberapa kalimat dalam bahasa Turkiye dan asupan informasi yang bermanfaat, termasuk informasi tentang Dede Effendi
Eda, teşekkür ederim. seni özledim.
Assikkk bgt tuh om..:)
wah, mantab.. semoga ada waktu dan rezeki bisa kesana :)
Kira-kira perjalanan kesana menghabiskan biaya berapa pak?
@medi : kemaren habis sekitar 10-12jutaan.
tak da duit bt ksana hahha