{Marathon di Jepang}
Marathon, seperti halnya hiking atau naik gunung adalah kegiatan yang tidak akan dilakukan jika suatu saat liburan Jepang (saat telah pulang nanti #halah). Ngapin liburan harus berlelah-lelah dan bersakit-sakit untuk melakukan kegiatan tersebut, mending menikmati ramen dan santai-santai di onsen #eh.
Oleh karena itulah mumpung masih berstatus resident di sini, harus merasakan kegiatan tersebut. Jadi walaupun badan sakit-sakit setelahnya. Untuk marathon, ingin merasakan bagaimana EO Japan mengelola acara marathon dan merasakan fasilitas yang diberikan saat acara berlangsung.
Maka mendaftarkan Kanazawa Marathon 2017, karena memang kebetulan tinggal di Kanazawa. Dan ini adalah full marathon yang pertama yang pernah diikut. Sebelumnya paling cuma ikutan 5 km di Jakarta Marathon. 10 km di Nike Bajak Jakarta dan yang paling jauh half marathon 21 km (an) di Bali Marathon.
Tanggal 27 Sept adalah tanggal dimulai mengambilan nomer dan kaos. Sengaja datang di hari pertama dan di jam awal agar tidak cape antri dan menunggu lama. Maklum pengalaman mengambil nomer dan kaos di acara serupa di dalam negeri biasanya perlu waktu berjam-jam. Pengambilan nomer dan kaos di adakan di Kanazawa Stasiun, ini akan mempermudahkan peserta dari luar Kanazawa untuk mengambilnya. Berikut adalah tempat pengambil nomer dan tas. Cukup menunjukkan “voucher number” yang telah diberikan via email oleh EO dan menunjukkan identitas diri. Dan pengambilan tidak bisa diwakilkan. Jadi aman dari jual-beli BIB #eh.
Tidak sampai 5 menit nomer dan tas sudah didapat. Karena tidak percaya, sampai harus menyakinkan diri dengan bertanya sama si mbak Dan katanya cuma itu saja. Kemudian lokasi pengambilan kaos yang tempatnya bergabung dengan “lokasi pameran” dari para sponsor.
Dan ini suasana lokasi pengambilan kaos, lagi-lagi tidak sampai 5 menit kaos sudah didapatkan.
Dan ini adalah salah satu sudut pameran dari sponsor.
Jika tahun lalu sponsor untuk kaos adalah New Balance, maka tahun ini Asics yang menjadi sponsor untuk kaos
Sebagai informasi, tahun ini ada 12ribu pelari pria dan 3,6ribu pelari wanita di Kanazawa Marathon. Ada 30% berumur 40an, 22% berumur 50an, 7% berumur 60an dan 1% di atas 70 tahun. Sisanya adalah 29 dan 30 tahun. Dan ada 2 orang yang dari Indonesia Dan tahun ini Kanazawa Marathon digelar pada tanggal 29 Oktober hari Minggu.
{Latihan Ala Polar}
Sebelum tanggal 29 Oktober tiba, latihan sudah mulai dilakukan dengan mengikuti “menu latihan” dari Polar. Latihan dimulai dari bulan April.
Latihan terdiri dari lari dari jarak menengah sampai jauh, peregangan otot dengan melakukan mobility static dan dynamic, core untuk melatih perut dan sekitarnya (core), kekuatan upper (strength) selain itu juga lari tempo dan interval untuk melatih kekuatan jantung biar tidak kaget karena nanti akan berdenyut lebih kencang selama 5-7 jam
Tapi dari latihan-latihan yang direncanakan sering banyak bolongnya dikarenakan hujan yang membuat lebih enak untuk lari-larian di pulau kapuk (#eh) atau sedang berada di kereta lokal untuk pindah dari kota ke kota di Jepang. Latihan yang paling sering bolong adalah latihan mobility, core dan strength.
{Plantar Fasciitis}
Plantar Fasciitis adalah sakit pada telapak kaki dekat tumit yang rasanya seperti ditusuk-tusuk jarum saat sedang berjalan apalagi berlari. Ada yang bilang karena bobot badan yang terlalu berat (sekarang memang berat sih, di atas 75km #hadeuh) atau karena sepatu yang dipakai sempit (memang Pegasus 34 tidak seperti Pegasus sebelumnya yang lebar dan cocok dengan kaki ini). Dan seminggu sebelum tanggal 29 Oktober plantar fasciitis ini menyerang kaki kiri, hanya telapak kaki kiri. Dan ngilu dan sakit di pantat kanan #hadueh, padahal ini adalah salah satu yang tidak boleh ada saat mengisi form pendaftaran. Sepertinya ini masalah umur #hehehe.
Tapi selama seminggu itu masih tetap melakukan beberapa latihan, terutama easy jogging untuk melihat perkembangan telapak kaki kiri dan mencari cara lari yang tidak menyebabkan telapak kaki tidak terlalu sakit. Sambil berpikir apakah harus tidak ikut lari tanggal 29 Oktober. Kalau di Indonesia pasti sudah menjual nomer dan kaos biar tidak rugi karena tidak lari, seperti yang umum dilakukan oleh peserta yang berhalangan ikut atau karena kawatir tidak cukup persiapan #eh. Jadi berutuntunglah kalian yang ada di Indonesia.
Tapi di sini jika tidak datang untuk lari maka harus mengembalikan chip sensor atau harus mengganti dengan uang sebesar 2500 yen atau 300an ribu rupiah, jumlah yang tidak sedikit yang dapat digunakan untuk makan 25 piring sushi di Sushiro Atau untuk menonton Thor: Ragnarok.
{Songoku, Frieza, Pace Maker, Sinterklaas dan Pegawai Kantoran}
Tanggal 28, sehari sebelum hari H, yang dilakukan adalah carbo loading. Sayangnya tidak ada ayam bakar, sate, nasi kuning atau nasi padang yang mempunyai kandungan kalori paling tinggi hehehe. Di sini cuma makan 15 piring sushi dan sop ikan yang dimasak sendiri. Jadi beruntunglah bagian kalian yang berada di dekat warung atau rumah makan Padang.
Akhirnya tanggal 29 Oktober tiba, race day! Naik sepeda ke titik terdekat dengan garis start di Kenrokuen Shita. Kemudian menyerahkan tas ke bis dengan nomer yang telah ditentukan. Karena tempat start dan finish berada di tempat yang berbeda maka tas-tas ini mesti dibawa ke tempat finish. Jadi paling gampang penyerahan tas di mobil angkut seperti ini, agar langsung bisa dibawa ke lokasi finish.
Seperti event lari pada umumnya juga disediakan mobile toilet seperti ini.
Kemudian menuju tempat start yang telah ditentukan, karena saat daftar menulis target finish adalah 6 jam kebagian di blok paling akhir yaitu blok K. Di setiap blok ada yang menjaga untuk memastikan kita berada di blok yang telah ditentukan. Jadi tidak bakal bisa tiba-tiba masuk ke blok di depan. Jika ingin berada di blok depan, sebaiknya dilakukan saat mendaftar dengan memilih waktu target finish yang lebih cepat misal 2 jam #eh.
Jam 8.50 lari dimulai. Tapi bagi kami yang berada di blok K masih diam tak bergerak, sekitar 5-10 menit baru mulai bergerak dan baru mencapai garis start pada 9.05, artinya beda 15 menit.
Tapi tidak perlu kecewa karena di garis start masih disambut oleh mbak-mbak cakep (walau ngga tau siapa mereka).
Dan tentu saja mbak-mbak berkimono yang selalu ada di spot ini setiap tahunnya.
Nah seperti event marathon lain, biasanya ada peserta yang menggunakan kostum yang menarik. Dari Songoku sampai musuh bebuyutannya yaitu Frieza, yang semangat berlari dengan melipat buntutnya ini. Maaf fotonya kabur/blur karena pas ngambil sedang lari dengan kecepatan tinggi #halah
Selain itu juga ada pace maker, sesuai dengan kelompok target waktu finish. Pace maker biasanya akan menggunakan rompi tertentu dengan balon gas di kepala. Pace maker paling lambat adalah dengan target finish 6 jam artinya pace 8.5 menit/km. Sedangkan target pribadi adalah jangan lebih cepat dari 8 menit/km dan jangan lebih dari 10 menit/km, target sadar diri dan umur. Untuk pace maker 6 jam ini adalah seorang pria dengan umur mungkin 50 ke atas. Dan si bapak selalu ada di depan sampai akhirnya mengilang di KM 5 (memalukan kamu!!! sambil lihat cermin).
Tokoh lain yang menarik adalah Sinterklaas yang terlihat membagi-bagikan permen ke anak-anak sambil berlari. Orang ini terlihat dari sebelum km 5. Dan orangnya selalu ada di depan. Kadang dapat dilewati saat dia mengeluarkan permen dan membagi-bagikan ke anak-anak di pinggir jalan. Tetapi setelah beberapa saat kemudian om Sinterklaas sudah ada di depan lagi. Masih melihat dia sampai di km 20 atau 25 dan sempat ngobrol sedikit sama si om. Kemudian dia tidak terlihat lagi, entah karena ketinggalan dan terkenal cut off time atau dia sudah duluan di depan. (ah memalukan kamu!!!)
Cerita lain adalah peserta yang lari dengan baju kerja, kemeja, celana kain dan jas tanpa dasi. Dia bukan main-main, terbukti sampai orang ini titik ke-6 km 26.6 terlihat dia masih selamat dari waktu cut off time dan makan onigiri dan ubi goreng bareng. Tapi setelah itu orang ini tidak terlihat lagi.
{Cut Off Time}
Ada 9 titik yang harus dilewati dalam waktu yang telah ditentukan. Titik pertama di km 3,8 kemudian:
- 7,1 km.
- 14,4 km.
- 18,1 km.
- 20,8 km.
- 26,6 km.
- 32,3 km.
- 35,1 km.
- 38,8 km
- kemudian finish.
Hari itu memang sudah ada prakiraan akan hujan seharian. Dan hujan besar mulai turun di km 5 dan terpaksa harus menggunakan jas hujan. Tetapi sepatu tetap basah sampai ke dalam yang membuat sakit di kaki sebelah kiri makin terasa. Ditambah lagi ada tanjakan saat menuju km 10, jalan ini biasanya digunakan jika ingin ke Supermarket Gyomu via Okuwa. Jalur yang kadang kami hindari karena malas nanjak naik sepeda. Di belokan sebelum jembatan Asahimachi sudah terlihat titik penutupan di km 14.4, tapi saat melewati titik itu waktu yang tersisa masih banyak (selamat!). Sampai di km 15 setelah melewati Asahimachi, telapak kaki kiri makin senut-senut. Walau tidak ingin menyerah dengan minta tolong ke staff medis tapi beharap kena cut off time karena penutupan jalan dititik berikutnya (hehehe). Tapi lagi-lagi di km 18,1 masih bisa dilewati. Akhirnya berpikir yang penting bisa lewat 1/2 marathon yaitu di 21 km. Jadi titik tutup di km 20,8 berhasil dilewati.
Setelah itu pace diturunkan tapi tetap di bawah 10 menit/km. Tapi lagi-lagi titik tutup km 26,6 berhasil dilewati. Setelah itu berpikir lagi, ah paling ngga sampai lewat km 30. Kenapa km 30? Karena saat di Bali Marathon, ada teman pernah bilang kalau di km 30 kita akan merasa lapaaaar bangeeet. Karena ingin merasakan itu akhirnya km 30 berhasil dilewati, 30 km dalam 5 jam??? (memalukan!!!!)
Di km 30 ini ada menu Gogo Kare yang terkenal. Tapi saat si mbak nawarin, saya tak hiraukan hehehe.
Di km ini terlihat ada mobil jemputan yang mengangkut peserta yang tidak bisa melanjutkan lari lagi. Godaan!!! Ingin rasanya naik mobil itu juga sampai ke garis finish
Dari situ masih bergerak, sampai akhirnya di km 32,3 dan terlambat 7 menit dari waktu yang telah ditentukan. Terlihat si mbak di depan kaget tidak percaya. Entah sedih atau gembira karena akhirnya bisa naik bis ke garis finish hehe.
Jam 14.17 baru sampai di km 32 (memalukan!!!), artinya masih tersisa 10 km dan waktu 1 jam 33 menit untuk mencapai garis finish. Itu waktu yang cukup untuk lari santai sejauh 10 km. Kalau di Indonesia yang biasanya tidak ada skema penutupan jalan pada titik-titik tertentu seperti ini maka waktu 7 jam untuk marathon adalah waktu yang aman. Jadi berutuntunglah kalian yang ada di Indonesia. Padahal rencananya kalau bisa melewati titik ini akan melanjutkan berjuang sampai garis finish (halah banyak alasan!!! hehehe).
Dan akhirnya chip diambil (aman, artinya tidak perlu bayar ganti rugi chip 2500 yen jika tidak ikutan lari) dan kami digiring ke penyemputan bis. Diberi handuk dan sport drink. Saat di bis juga disediakan selimut, karena kehujangan sepanjang jalan. Ah lega, kaki kiri masih senut-senut tapi kaki kanan ingin masih berjalan ke garis finish
Setibanya di garis finish langsung diantarkan ke lokasi pengambilan barang yang dititipkan di garis start. Tidak lama mencari lokasi tas, dan tidak sampai 1 menit tas sudah didapat.
Selesai!!!
https://live.dosports.yahoo-net.jp/kanazawa-marathon2017/courses/1/events/1/entries/51236
{Akhir Kata}
Berikut adalah catatan akhir lari siput di event Kanazawa Marathon 2017.
Berikut beberapa sisa-sisa foto yang sempat diabadikan di acara ini.
Percayalah, menyenangkan bisa merasakan kerapian pengelolaan marathon di sini, dari awal sampai akhir. Dan dari garis finish pun masih ada bis gratis ke lokasi stasiun. Dan tentu saja selain pisang juga dapat oleh-oleh miso
Nanti ikutan maraton lagi? Jawabnya “Ga Akan!!!” hehehe.