Sebenarnya judul yang ingin digunakan adalah “Tiga alasan kenapa sebaiknya pergi ke puncak Gunung Rinjani lebih baik daripada ke puncak Gunung Fuji”, tapi karena terlalu panjang maka disingkat saja seperti judul di atas. Kenapa melakukan perbandingan antara gunung Fuji dan Rinjani? Berikut adalah alasan kenapa membandingkan kedua gunung tersebut:
- Tinggi kedua gunung ini adalah 3.726 mdpl untuk gunung Rinjani sedangkan gunung Fuji adalah 3.776 mdpl. Artinya kedua gunung ini memiliki ketinggian yang hampir saja, hanya terpaut 50 meter. Walau sebenarnya kadang perbedaan 50 meter itu juga sangat berarti. Tapi dipastikan pada hal ini perbedaan itu tidak terlalu berarti.
- Setelah dicari pada mesin pencarian, belum ditemui adanya tulisan tentang perbandingan kedua gunung ini. Jadi dapat dikatakan tulisan ini layak untuk ditulis karena akan memberikan kontribusi terhadapat bidang PLESIRAN (ini adalah kata yang sedang hot bulan ini hehehe). Selain itu juga sudah dipastikan pembahasan serupa ini belum ada di Google Scholar ataupun Science Direct #eh.
Baiklah kita mulai memberikan paparan alasan satu per satu.
{Alasan 1}
Untuk sampai ke puncak gunung Rinjani terlebih memulai perjalanan dari gerbang perkampungan terdekat dengan berjalan kaki ke kaki gunung Rinjani dengan ketinggian 900 mdpl. Perjalanan ini mungkin memerlukan waktu beberapa jam. Hal ini memjadi kelebihan saat menuju gunung Rinjani, karena dari kejauhan kita akan melihat gunung Rinjani secara utuh, seakan dekat di mata namum jauh di kaki (hehe).
Sedangkan untuk sampai ke puncak gunung Fuji dapat dimulai dari pos 5 diketinggian 2.300 mdpl dengan menggunakan bis. Gampang bukan? Ini adalah alasan pertama, karena bagi pendaki tangguh (halah) yang suka akan tantangan besar (halah lagi) tidak akan memanfaatkan kemudahan seperti itu (makin halah).
Pada musim pendakian yang puncaknya adalah pada bulan Agustus tanggal 11 akan dapat dilihat keramaian seperti pada gambar di bawah ini. Tanggal 11 Agustus adalah hari gunung yang merupakan hari libur nasional yang baru ada sejak tahun 2016 (katanya). Kemudian setelah tanggal itu dilanjutkan hari libur panjang yang sering dikenal dengan istilah Obon. Saat itu anak-anak sekolah libur, maka tidak heran jika akan terlihat banyak pemuda-pemuda yang menyalip saat mendaki gunung Fuji.
{Alasan 2}
Sejak di gerbang kampung sembalun atau senaru mungkin masih ditemui orang jualan macam-macam, dari makanan dan minuman. Namun setelah keluar dari kampung jangan harap lagi menemukan orang jualan apalagi vending machine. Dan keadaan itu akan terus ada sampai puncak gunung Rinjani.
Tetapi tidak ketika berada di gunung Fuji, dari 9 pos yang ada makan akan tersedia shelter atau hut yang menjual minuman dan makanan. Banyak menu yang tersedia seperti coklat panas, sop jagung, cup mie walau bukan indomie ataupun mie gelas, dan tentu saja air mineral atau pocari sweet. Berikut penampakan hut yang biasa digunakan untuk beristirahat pada setiap pos..
Roti pun ada, nasi kare pun ada dan roti isi cream yang hanya ada di gunung Fuji ini (denger-denger sih begitu). Terlihat roti ini terdapat stempel gunung Fuji.
Nah fasilitas ini merupakan alasan kenapa sebaiknya tidak usah ke gunung Fuji, (lagi-lagi) jika kalian adalah pria dan wanita yang ingin tantangan (halah) maka gunung Rinjani lah tempat yang cocok untuk kalian (hehehe). Jangan sia-siakan kekuatan dan kemampuan anda dimanjakan oleh fasilitas-fasilitas seperti gunung Fuji (hehe).
{Alasan 3}
Toilet atau WC adalah hal yang langka di gunung Rinjani. Tapi hal itu justru menjadi kelebihan yang membuat tersendiri untuk sebagian orang-orang yang suka “bersatu dengan alam”, yaitu saat harus menyelinap disemak-semak dan menggali tanah. Tetapi saat berada di gunung Fuji dipastikan toilet atau wc akan tersedia banyak sehingga tidak kita tidak akan bersatu dengan alam di daerah gunung Fuji. Tetapi walaupun ingin bersatu dengan alam di gunung Fuji, dipastikan hal tersebut tidak bisa dilakukan juga. Hal itu disebabkan gunung Fuji merupakan “daerah yang terbuka”, tidak ada semak-semak atau pepohonan yang mampu melindungi kalian untuk “bersatu dengan alam” (hehehe)
Di sini toilet atau wc dibedakan antara wanita dan pria, jadi hal ini membuat nyaman untuk para wanita saat melakukan pendakian. Terdapat toilet duduk yang nyaman dengan telah tersedia toilet paper dan lain-lain. Cukup dengan memasukkan koin 100-300 yen, jadi harap dipersiapkan koin dengan jumlah yang banyak bagi kalian yang hobi menyendiri di dalam wc (hehehe). Nah, ini adalah alasan kenapa sebaiknya ke gunung Rinjani saja, karena saat di gunung Fuji kalian tidak akan bisa “bersatu dengan alam”.
{Alasan 4}
Untuk sampai ke puncak gunung Rinjani setidaknya perlu melewati 3 pos. Untuk sampai ke pos 3 diperlukan paling tidak 12 jam lebih bagi orang tua seperti saya (hehe). Dan perlu diingat, pos 3 bukan puncak dari gunung Rinjani. Untuk sampai ke pos 3 ada dua pilihan, salah satunya adalah melewati 7 (tujuh) Bukit Penyiksaan yang akan membuat paha ketemu dada sesering mungkin. Kemudian dari pos 3 ke puncak mungkin perlu waktu sekitar 3-4 jam tergantung kemampuan. Jadi saat itu sangat tidak mungkin bagi saya untuk langsung menuju puncak Rinjani pada hari yang sama, karena kaki telah kram untuk diajak jalan (umur umur). Sesampai di pos 3 ini, saatnya untuk membangun tenda untuk tidur, menyiapkan sleeping bag sendiri, memasak air untuk menikmati teh dengan susu indomilk sebelum tidur.
Sedangkan untuk mencapai puncak gunung Fuji perlu melewati 9 pos dan pos 9 berada pada puncaknya. Dari pos 5 ke pos 8 diperlukan waktu selamat 5-6 jam dengan berjalan santai. Tidak ada bukit penyiksaan dan tidak ada cerita pertemuan paha bertemu dengan dada, sehingga sesampai di pos 8 badan tidak terlalu cape.
Artinya jika berangkat jam 12 siang dari pos 5, maka sekitar jam 6 sore sudah berada di pos 8. Dan kebetulan di pos 6 ada tempat untuk menginap, dengan fasilitas makan malam nasi karena hangat yang enak dan teh hijau yang lezat. Setelah bersih-bersih badan selanjutnya tidur nyenyak dan hangat di kasur yang telah disediakan ditempat tersebut. Untuk bisa menginap di pos 8 sepertinya perlu biaya 3000-5000 yen, karena kemaren semua telah diuruskan maka saya tidak tahu pasti berapa harganya. Tidak perlu repot membawa sleeping bag apalagi membawa dan mendirikan tenda. Kalau ingin menuju puncak dengan keadaan segar dan santai, maka disarankan untuk menginap terlebih dahulu sebelum menuju puncak pada dini hari.
Selanjutnya dari pos 8 ke puncak gunung Fuji di pos 9 cuma perlu waktu sekitar 1 jam kurang. Dan 1/2 jam meluncur turun kembali ke pos 8.
Tetapi jika ada yang iseng untuk membawa tenda, dipastikan tidak akan bisa mendirikan tenda di sana, karena tidak ada “lahan” yang cocok untuk mendirikan tenda, dan mungkin juga ada peraturan untuk tidak mendirikan tenda disana. Sehingga yang bisa dilakukan paling cuma “ikut duduk” di pos atau hut. Hal ini biasanya yang dilakukan oleh pendaki-pendaki yang tidak menyewa tempat menginap di hut.
Nah walaupun tidak ada 7 Bukit Penyiksaan seperti di Gunung Rinjani, Gunung Fuji memiliki puluhan turunan (kalau tidak salah ada 40an turunan) yang digunakan untuk kembali ke pos 5. Karena jalur naik dan jalur turun berbeda. Pada gambar di atas dan di bawah dapat dilihat salah satu turunan yang harus dilewati untuk turun ke pos 5. Selama 3 jam bersama 40 turunan ini akan sangat membosankan dan sangat menyakitkan betis dan paha, karena saat menurun semuanya terlihat tertib dan pelan-pelan agar tidak ada batu yang berjatuhan dan berdebu. Selain itu hal itu juga sangat berbahaya dilakukan karena jalannya sempit, sisi dan belokan adalah “jurang”.
Berbeda saat di turunan puncak gunung Rinjani, yang sangat “mudah” ketika dilakukan dengan cara berlari ringan sambil “menluncur” saat di jalan berpasir, sehingga betis dan paha tidak perlu bekerja keras untuk menahan beban badan.
Dari keseluruhan maka dapat disimpulkan jika mendaki gunung Rinjani lebih berat dibandingkan gunung Fuji. Hal ini menjadi alasan kenapa sebaiknya tidak perlu ke gunung Fuji karena kekuatan kita akan diuji secara utuh (halah lebay).
{Alasan 5}
Di gunung Rinjani, aktivitas naik turun harus dilakukan oleh kaki sendiri. Tidak ada ojeg gendong apalagi gojek beneran (hehe). Jadi selelah apapun sangat kecil kemungkinannya untuk mendapatkan gendongan saat naik dan turun. Tapi tidak di gunung Fuji, karena di sini ada kemungkinan untuk menggunakan kuda dari pos 7 ke pos 5 (kalau tidak salah). Untuk menggunakan fasilitas ini kalian perlu merogoh isi dompet sekitar 30.000 – 50.000 (bukan rupiah, tapi yen yang artinya sekitar 3,5jt sampai 5,5jt).
{Kesimpulan}
Nah sekarang saatnya tugas kalian untuk memilih 3 alasan saja dari 5 alasan yang ada, agar sesuai dengan judul dari posting ini (hehe). Bagaimana? Mana pilihan anda? Ingin mendapatkan tempaan kekuatan oleh gunung Rinjani? Atau mau santai-santai dan menikmati segala fasilitas dari gunung Fuji seperti orang di bawah ini? Pilihan ada di tangan kalian
Untuk mengetahui detail bagaimana keadaan Gunung Rinjani maka bisa cek posting berikut ini http://www.rezafaisal.net/?p=2089.