Jangan ke Rinjani! Serius!

Alhamdulillah, akhirnya pada pukul 6:43 WIB tanggal 2 Juni 2015 sampai juga berdiri di ketinggian 3726mdpl, puncak Gunung Rinjani, yang konon puncak tertinggi ketiga di Indonesia.

DCIM\101GOPRO

Berdiri di atas awan yang tampak jauh di bawah kaki ini berpijak. Berdiri di titik yang di mana tidak ada yang menghalangi membuat saya dengan mudah melihat pemandangan sejauh mungkin semanapun arah yang diinginkan, 360 derajat tanpa halangan sedikitpun. Kecuali halaman orang-orang yang berdiri di dekat saya :P

REY_9109-x

Contohnya seperti gambar di atas, dan gambar di bawah ini dimana terlihat 2 orang yang menghalangi saya untuk memandang keindahan dari puncak Rinjani #eh

DCIM\101GOPRO

Untuk sampai ke puncak ini diperlukan waktu yang lama, tetapi waktu berada di puncak ini tidak lebih dari 1 jam. Selain lamanya perjalanan, juga sangat melelahkan untuk sampai ke sini (mulai meracuni agar tidak ke Rinjani).

Berikut ini adalah beberapa hal yang saya alami yang sebaiknya menjadi pertimbangan kalian untuk tidak ke Rinjani.

{Persiapan yang melelahkan}

Sebelum melakukan perjalan ke Rinjani, ada beberapa hal yang dipersiapkan. Selain mencari informasi medan yang akan dilalui nanti. Juga dilakukan persiapan fisik. Untuh persiapan fisik, dilakukan dengan olahraga jogging sejauh 10KM atau minimal selama 1 – 1,5 jam sampai akhir bulan Mei 2015.

blog01

Sekitar 800KM telah ditempuh sejak awal Januari sampai akhir Mei,sungguh melelahkan, dan hal itu ternyata belum cukup sebagai modal untuk menuju puncak Rinjani dengan “aman” (yang akan diceritakan pada bagian selanjutnya).

{Sembalun-Plawangan Sembalun : lama dan melelahkan}

Sembalun merupakan salah satu “pintu masuk” menuju Rinjani selain Senaru dan Torean.  Sedangkan Plawangan Sembalun merupakan tempat yang paling cocok untuk bermalam dan beristirahat panjang sebelum menuju puncak Rinjani.  Jarak antara Sembalun – Plawangan Semalun sebenarnya “cuma” 10KM seperti yang tercatat di data berikut ini. Tapi bukan 10KM jalan datar yang biasa saya lalui sewaktu jogging pagi. Tapi 10KM yang dimulai dari ketinggian 1000mdpl (Sembalun) sampai 2600mdpl (Plawangan Sembalun).

blog02

Jarak 10KM yang harus ditempuh sekitar 8 jam, berbeda dengan 10KM yang biasa saya tempuh selama 1 jam lebih selagi jogging #yaiyalah.  Berikut ini beberapa foto yang memperlihatkan medan-medan yang akan dilalui selama perjalanan Sembalun-Plawangan Sembalun.

{Sembalun}

Hari itu, tanggal 31 Mei 2015 sekitar jam 5 subuh perjalanan dimulai dari Mataram ke Sembalun. Perjalan ke Sembalun sekitar 2-3 jam.  Sebelum masuk ke “pintu masuk” desa Sembalun, kita sudah disambut oleh puluhan mesjid dan “pagar alami” seperti ini. Dan sekarang waktu telah menunjukkan pukul 7.13 AM WIB.

DCIM\101GOPRO

DCIM\101GOPRO

Tidak berapa lama akhirnya sampai juga di desa Sembalun. Di sini melakukan beberapa persiapan seperti pipis (halah …), ganti sepatu, saling berkenalan dengan Pak Parna yang akan menjadi porter dan koki selama perjalanan, dan akhirnya setelah berdoa perjalanan dimulai pada sekitar pukul 8.00 AM WIB.  Tidak jauh dari pintu masuk menuju Rinjani, kurang lebih 10 menit perjalanan, kita sudah disapa oleh Rinjani dari kejauhan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

REY_8894-x

Tinggal jalan lurus saja, maka sudah sampai ke puncak Rinjani … hehehe maunya sih begitu, tetapi itu semua hanya “dekat di mata tapi jauh di kaki”. Setelah sekitar 1 jam perjalanan akhirnya sampai juga di lokasi ini. Dan sepertinya Gunung Rinjani masih belum mendekat juga. Sebagai informasi, penampakan di atas itu adalah anak muda yang selalu memberikan semangat serta petunjuk selama perjalanan naik dan turun Rinjani. Sebut saja namanya Eka yang bisa dikontak via link ini https://www.facebook.com/andiekakarya.

REY_8899-x

Setelah 45 menit perjalanan, kami sudah diberikan bonus tanjakan yang asik (terlihat seperti gambar di bawah ini) membuat nafas yang biasanya dilakukan oleh hidung berganti menjadi dilakukan oleh puser :P

DCIM\101GOPRO

Setelah sampai di ujung tanjakan ini, kami berusaha mengembalikan fungsi hidup untuk bernafas. Dan satu per satu pejalan mulai melewati kami.

DCIM\101GOPRO

Setelah nafas kembali normal, kami mulai mengangkat kaki untuk kembali melangkah, dan akhirnya kami hampir sampai ke Pos I (tidak sempat motret di Pos I ini, karena sibuk berkenalan dengan bule-bule yang juga pada ngumpul di sini #eh).

REY_8904-x

Sudah lupa berapa lama waktu yang diperlukan untuk sampai ke Pos I ini. Kalau tidak salah hampir 1,5 jam (kalau tidak salah loh ya). Di sini hanya duduk sebentar sambil menikmati sebuah jeruk gede besar dan manis :) Sepanjang perjalanan ke Pos I banyak bahaya dan jebakan yang akan dilewati yaitu ranjau-ranjau hangat dari hewan pemangsa yang ganas ini (untung mereka cuma ganas memangsa rumput saja). Saat itu waktu telah menunjukkan pukul 9.27 AM WIB.

REY_8908-x

Dan akhirnya perjalanan dilanjutkan sampai ke Pos II, di sini penuh orang yang beristirahat untuk makan siang. Karena terlalu penuh maka perjalananan dilanjutkan untuk mencari lokasi yang agak sepi untuk masak dan makan siang, lagian waktu itu memang masih terlalu pagi untuk makan siang. Selama perjalanan, terlihat awan mulai turun hampir menyentuh bukit-bukit kecil di hadapan kami.

REY_8919-x

Sungguh tempat yang berbahaya untuk dilewati, bayangkan saja jika awan-awan sebesar itu sampai jatuh menimpa kami yang lewat dibawahnya. Pasti kami tidak akan selamat tertimpa awan sebesar itu, tapi sukurnya hal itu tidak terjadi …. #yaiyalaaah :P Momen seram di atas terjadi pada pukul 10.06 AM WIB.

Sekitar pukul 12.30 PM WIB, akhirnya ketemu juga lokasi untuk istirahat dan makan siang. Lokasi istirahat yang istimewa, karena sambil menunggu Pak Parna mempersiapkan santapan makan siang, kami bisa melihat banyak orang yang melewati jalan setapak di dekat kami istirahat. Selain itu di depan dapat dilihat penampakan 7 Bukit Penyiksaan yang akan menjadi cerita sendiri di perjalanan ini :P

REY_8923-x

Di sini juga dapat dilihat jalur Bukit Penyesalan yang katanya sudah jarang digunakan orang untuk menuju Plawangan Sembalun, karena ada jembatan penyeberangan yang rusak.

Kurang lebih pukul 14.00 PM WIB, perjalanan dilanjutkan kembali. Setelah melewati jembatan kecil yang terlihat pada foto di atas, kami langsung disuguhi bonus tanjakan yang lumayan menggigit otot betis, paha dan otot core :P

DCIM\101GOPRO

Kemudian turunan …

DCIM\101GOPRO

Kemudian tanjakan lagi berupa jempatan kecil dan sempit, sangat sempit sehingga tidak mungkin untuk dilalui oleh 50 orang secara bersamaan #halah :P

DCIM\101GOPRO

Dan sekitar 15 menit jalan kaki, akhirnya kami tiba di Pos III, berikut beberapa penampakan yang dapat dilihat pada Pos III ini.

DCIM\101GOPRO

Di sini sudah terlihat “pintu masuk” 7 Bukit Penyiksaan yang sebentar lagi akan mencubit setiap centi otot jempol, telapak kaki, betis, paha dan bahkan pantat serta punggung yang secara tidak langsung ikut imbasnya karena membawa ransel.  Berikut penampakan 7 Bukit Penyiksaan tersebut.

REY_8927-x

Dan berikut adalah gambar crop-zoom dari gambar di atas, agar terlihat bagaimana tanjakan panjang yang sedang dilalui oleh orang-orang.

REY_8927-1-x

REY_8927-2-x

Berikut adalah beberapa pemandangan di awal perjalanan menyusuri 7 Bukit Penyiksaan ini.

REY_8938-x

REY_8943-x

REY_8942-x

Saat itu waktu sudah menunjukkan sekitar pukul 14.45 PM WIB, dan kaki terus melangkah naik untuk mencapai Plawangan Sembalun. Dan sekitar pukul 17.00 PM WIB kami masih berada di atas 7 Bukit Penyiksaan, masih disiksa sampai tetes keringat terakhi :P Saat itu matahari mulai turun untuk beristirahat sambil tersenyum kepada kami yang masih saja disiksa #hehehee. Saat berada di titik ini angin mulai bertiup kencang, dan hawa dingin mulai mencubit-cubit kulit, sehingga mulai titik ini jaket, buff, sarung tangan dan kupluk sudah mulai bertugas.

REY_8944-x

Terlihat setitik bulan yang juga ikut melirik dan tersenyum melihat orang-orang yang melewati 7 Bukit Penyiksaan.

REY_8951-fix-x

Sayangnya di titik ini, matahari terbenam tertutup oleh lereng sehingga yang terlihat hanya semburat lembayung di baliknya #sokpuitispadahaltidaktahuartinya. Dari titik ini menuju Plawangan Sembalun, tanjakan yang akan dilalui lebih mantab lagi, terkadang lutut saling bersentuhan dengan dada, nafas sudah satu-satu …. satu lewat hidung dan satu lewat puser #hehee. Setelah sekitar hampir 4 jam perjalanan dari titik tersebut, akhirnya kami tiba juga di Plawangan Sembalun.

{Plawangan Sembalun}

Sekitar pukul 20.45 PM WIB, rencananya setelah istirahat maka tengah malam menjelang subuh sekitar pukul 01.00 akan jalan lagi menuju puncak Rinjani, tetapi ternyata rencana tersebut belum bisa dilaksanakan. Setelah tenda berdiri, makan malam, dilanjutkan tidur sambil menikmati tegang dan kram-kram di kaki ketika digerakakan :P Sekitar pukul jam 03.00 AM WIB, saya menyempatkan diri untuk keluar tenda menikmati dinginnya malam, purnamanya bulan dan melihat pemandangan barisan cahaya dari head-lamp yang dibawa oleh pemiliknya untuk menuju puncak Rinjani.

REY_8961-x

REY_8962-x

Terlihat barisan cahaya head-lamp di lereng menuju puncak Rinjani yang terlihat di sisi kiri.

REY_8962-1-x

Dan view ke arah Segara Anak dengan background bulan purnama, membuat malam itu terlihat lebih terang.

REY_8963-x

Dan kemudian kembali ke tenda sambil menunggu sunrise. Jadi rencana untuk sunrise di puncak Rinjani digantikan dengan sunrise di lereng Plawangan Sembalun.

REY_8966-x

Dan mentari pun kembali bertugas hari itu tepat pukul 5.19 AM WIB tanggal 1 Juni 2015.

REY_8977-x

REY_8991-x

Barisan tenda yang ditinggalkan pemiliknya yang sedang menuju puncak Rinjani, terlihat “huruf E” yang merupakan tanjakan akhir untuk menuju puncak Rinjani.

REY_9026_02-x

Terlihat dekat di mata, tapi tetap jauh di kaki. Di titik ini sambil dapat menikmati teh susu panas dan sarapan sambil melihat ke arah danau Segara Anak.

REY_9033-x

DCIM\101GOPRO

Dan tentu saja tidak lupa untuk merekam pantulan cahaya dari penulis posting blog ini Smile with tongue out

DCIM\101GOPRO

DCIM\101GOPRO

Kecerahan pagi itu tidak berlangsung lama, awan kabut mulai memenuhi lokasi ini mulai jam 07.00 AM WIB dan awan kabun makin tebal sampai siang, bahkan sempat hujan beberapa lama sampai menjelang sore.

REY_9040-x

Penampakan pukul 09.00 AM WIB.

REY_9044-x

Penampakan pukul 12.13 PM WIB.

DCIM\101GOPRO

Dan setelah santap siang akhirnya lebih memilih lenyeh2 di dalam tenda sambil mendengar rintik hujan menyentuh tenda. Sekitar pukul 16.00 PM WIB, hujan mulai reda dan kami bersiap untuk pindah lokasi ke tempat yang lebih dekat untuk menuju puncak Rinjani.

{Lokasi 2 Plawangan Sembalun}

Ternyata untuk menuju ke lokasi ini berjarak kurang dari 1 KM dan waktu tempuh hanya 21 menit Smile with tongue out

blog03

Di lokasi ini melihat danau Segara Anak dari sisi yang berbeda, melihat puncak Rinjani dari sisi yang bebeda dan yang paling penting adalah dekat WC #hehehee. WC yang paling dasyat memang, selain …… (ah sudah lah) dan sepertinya ini adalah WC dengan berlokasi di titik paling tinggi di Indonesia (CMIIW) yaitu di ketinggian 2675mdpl. Di WC ini semuanya keluar lebih lancar #halah.

REY_9047-x

Di lokasi ini, kami menunggu sunset. Sunset saat itu lumayan berawan, mungkin karena baru saja hujan.

REY_9060-x

Dan akhirnya matahari terbenam, dan adegan malam dimulai. Malam itu masih ada hujan kecil menyirami lokasi kami. Hal salah satu faktor yang akan mempermudah kami dalam menaiki tanjakan-tanjakan di subuh nanti.

REY_9094-x

Tepat pulul 00.00 AM WIB tanggal 2 Juni 2015, alarm hp berbunyi membangunkan dari lelap. Dan mulai melakukan ritual setelah bangun tidur, kemudian dilanjutkan dengan makan untuk mengisi tenaga sebelum memulai perjalanan ke puncak Rinjani.

{Puncak Rinjani}

Dari lokasi kami sekarang ke puncak Rinjani sebenarnya hanya 3KM….kalau di jalan rata itu dapat ditempuh dalam waktu 30 menit jalan kaki. Tetapi nanti kami harus menempuh jarak 3KM ini dalam waktu kurang lebih 5,5 jam Smile

blog04

Kami memulai dari ketinggian 2700mdpl menuju puncak di ketinggian 3704mdpl, selisih 1000m, artinya harus berjalan menjanjak 1KM ke atas. Dan berikut adalah jalur yang harus dilalui untuk menuju puncak.

blog05

Tanjakan tahap pertama akan terlihat seperti berikut ini. Ini adalah tanjakan sejauh 500m dari ketinggian awal 2700mdpl yang harus didaki dengan ketinggian akhir sekitar 2940mdpl, jarak ini ditempuh kurang lebih 1 jam.

REY_9047-1-x

Kemudian selanjutnya akan jalan datar sejauh sekitar 2,5KM. Setelah itu akan jalan menanjak lagi seperti “huruf E” yang terlihat seperti gambar berikut. Jalan pasir berbatu, jadi harap diperhatikan dan berhati-hati untuk berjalan. Di sini kembali nafas bisa pindah-pindah antara hidung dan puser, karena setiap naik 2-3 langkah maka secara otomatis dapat turun 1 langkah. Untuk menghindari hal itu terjadi terus menerus, saya memilih mengikuti orang yang duluan naik kemudian mengikuti bekas setiap pijakan yang dia jalani. Lumayan untuk menghemat energi.

REY_9141-x

Dan sekitar jam 6.30 AM WIB akhirnya memijakkan juga ke puncak. Berikut beberapa pemandangan dari ketinggian 3726mdpl.

REY_9105-x

REY_9126-x

REY_9157-x

REY_9117-x

Di atas ini dapat terlihat gunung Agung di Bali dan gunung Semeri di Jatim. Sedangkan pada sisi yang lain, kita dapat melihat gunung Tambora.

REY_9150-x

REY_9109-x

REY_9154-x

Akhir kata, seperti marathon…maka puncak itu hanyalah 1/2 dari perjalanan marathon, karena kami harus mengulang jalur turun dengan jarak yang hampir sama.

{Kembali ke Sembalun}

Setelah menginap semalam di Plawangan Sembalun setelah dari puncak Rinjani, maka besok paginya kami turun kembali ke Sembalun. Dan membatalkan rencana awal untuk turun ke Segara Anak.

blog06

Perjalan menurun ke Sembalun sekitar 10KM dengan waktu tempuh yang lebih singkat yaitu sekitar 6 jam.

Akhir kata….serius sebaiknya tidak usah ke Rinjani!

5 thoughts on “Jangan ke Rinjani! Serius!”

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.